Note: After more than 5 years, this poem message blossomed into real events. .one Dinar..one Ummah. Allah is great. His awliya are like winds bringing good news and new seed/plants....to grow..islam.
Maka berbisiklah pulau beribu
KasihNya di riak air danauKu
CintaNya di alun ombak menderu
Shahadunya dalam angin malam bergema
Ertinya dalam sinar fajar purnama
Bangkitnya dalam firasat para nakhoda
NurNya ikat roh dalam jasad berganda
Batinnya dalam gah pelautraja
Bakanya nyior menghampar pulau merata
Jambak suffina menjadi tamrin
Bunganya diboi wangi semusim
Bersama deguknya jantung iklim
Bersama dua kalimahnya lima paksi
Bersama azan laungnya berganti
Bersama roh shuhada para wali
Dari Kampong Som ke Teluk Fathani
Dari luknya ke Sabang meranti
Taman suffina merentas Tahan-Andalas
Semananjung emas pancaran Fansuri berbalas
Disambut kraton tujuh wali tarikas
Ambunnya tercairlah Marauke
Itulah Bulan Sabit di Nusantara kake
Brunei-Mindanao acuan bintang
Dua sahabat bertindis kerdipan
Disambut ribuan pulau taulan
Dalam irama kicauan fiona wadisis
Ledak bumi lontar metamorphosis
Tumbuh hijau tunjang naluri
Naluri pelautraja naluri baktisejati.
NurNya pancaran sabit pancaran bintang
Dari tujuh langit Nurnusantara terentang.
Berbaktilah ia perantara benuaKu
Singgahnya fakir fuqara mencari jalanKu.
UmmahKu kaya pancaran batinya
Getaran Musim uratmuka mukminnya.
Nurnusantara
Salam Antara Benua Kita.
Abdad/REDEEM/6.9.05